Memahami perasaan Orang Lain
Ada yang mendefinisikan bahwa perasaan merupakan cara kita 
mengkomunikasikan pesan pada diri sendiri, membahas perasaan mungkin 
agak sedikit rumit karena ini berkaitan dengan hal abstrak yang tidak 
bisa secara eksplisit yang bisa tampak adalah sikap dari perasaan itu 
sendiri.
Perasaan merupakan energi yang memberi kita kekuatan untuk bertindak,
 bila menganalogikan perasaan sebagai sebuah energi misalnya air yang di
 bendung terus-menerus dalam jangka waktu lama akan membuat bendungan 
atau tanggul jebol. Karena itu perasaan membutuhkan saluran sebagai 
jalan keluar, misalnya diekspresikan melalui perilaku. Perasaan tidak 
pernah salah, perilaku yang menjadi ekspresi suatu perasaan bisa salah 
namun perasaan sendiri tidak. Perasaan marah tidak salah namun akan 
menjadi salah bila perasaan marah disalurkan dengan perilaku memukul 
misalnya.
Seringkali kita sendiri tidak memahami perasaan kita sendiri, padahal
 perasaan perlu dipahami dan diterima. Setiap orang bertanggung jawab 
atas perasaannya sendiri, kita tidak bisa memaksa atau melarang orang 
untuk merasakan atau tidak merasakan suatu perasaan. Hukum fisika 
mengatakan bahwa energi tidak bisa dihilangkan namun bisa dirubah. 
Begitu juga dengan perasaan, perasaan tidak bisa dihilangkan namun bisa 
dirubah dengan cara-cara tertentu. Bagaimana perasaan yang negatif 
menjadi perilaku positif, ataupun sebaliknya. Marah, sedih dan takut 
bisa kita rasakan sebagai perasaan negatif karena ada persepsi rasa 
tidak aman, mengancam, terluka, dirugikan, ditinggalkan dll. Disisi lain
 perasaan cinta dan gembira kita rasakan sebagai perasaan positif karena
 ada persepsi rasa aman, kebutuhan yang terpenuhi.
Namun terkadang juga persepsi dari perasaan itu pun bisa salah 
sehingga mengakibatkan sikap yang salah dan tidak pada tempatnya. Memang
 rumit untuk memahami perasaan orang lain bila kita sendiri tidak bisa 
memahami perasaan sendiri. Kuncinya adalah jujur pada perasaan sendiri 
dan mengakui perasaan kita sendiri bukan bersikap denial….sehingga
 kita bisa me-labeli perasaan dengan tepat. Perasaan marah merupakan 
perasaan yang sering kali menyamar, suatu waktu saya khawatir akan 
sesuatu namun sikap dan perasaan yang keluar adalah marah dilain waktu 
saya takut akan sesuatu namun perasaan yang keluar juga marah. Itu hanya
 salah satu contoh saja bahwa terkadang dan mungkin seringkali manusia 
tidak memahami perasaannya sendiri.
Terutama semakin dewasa semakin kompleks perasaan kita akan berbagai 
hal. Kita boleh marah dan sedih namun bagaimana kita menyingkapi marah 
itu sendiri, bahkan dalam islam pun marah itu tidak dilarang namun ada 
panduan untuk mengatasi marah, semisal bila marah dalam posisi berdiri 
duduklah atau elus dada dan punggung dan yang paling baik berwudhu. Itu 
hanya sebagai contoh bahwa mengakui perasaan sendiri itu penting, 
menyampaikan ekspektasi terhadap orang lain juga penting sehingga bisa 
menyamakan ekspektasi. Meminimalisisr ekspektasi dan persepsi yang salah
 serta mengurangi over-estimate dan underestimate
 pada komunikasi perasaan. Terutama dalam dunia orang dewasa terlalu 
banyak kode-kode perasaan sehingga perasaan terkadang di-interpretasi 
secara semantis dan semiotis. Betapa dinamis manusia dengan perasaannya,
 penulis sendiri sebagai individu belajar memanajemen perasaan dan 
selalu mencoba memahami komunikasi perasaan itu sendiri. Belajar untuk 
peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain, pada dasarnya kita semua 
manusia pasti memilki perasaan, dan perasaan perlu dipahami dan 
diterima. Kita ingin dipahami orang lain? Mari belajar memahami orang 
lain.
 

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar