Cinta, sebuah kata bermakna.
Darinya kebahagiaan dan darinya pula penderitaan. Allah SWT Yang Maha
Pengasih mengaruniakan perasaan cinta kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa
terkecuali untuk menjadi bekal menjalani dinamika kehidupan.
Cinta dapat berubah karena Allah dapat memindahkan cinta itu sesuai dengan kemaslahatannya. Dan cinta bukanlah segalanya namun ia dapat mewarnai segala hal dari hidup dan laku kita. Maka janganlah membebani cinta atau terbebani cinta.
Adalah kita yang mempunyai kebebasan untuk mengarahkannya, menjadikannya sumber inspirasi menjalani kehidupan atau menjadikannya belenggu diri.
Adalah kita yang harus selalu ingat akan asalnya, cinta itu adalah pinjaman dari Allah Sang Pemilik Cinta. Jadi kia semua jangan salah, bukan kita pemiliknya, ia hanya pinjaman-Nya. Maka jangan menyalahgunakannya.
Cinta dapat berubah karena Allah dapat memindahkan cinta itu sesuai dengan kemaslahatannya. Dan cinta bukanlah segalanya namun ia dapat mewarnai segala hal dari hidup dan laku kita. Maka janganlah membebani cinta atau terbebani cinta.
Adalah kita yang mempunyai kebebasan untuk mengarahkannya, menjadikannya sumber inspirasi menjalani kehidupan atau menjadikannya belenggu diri.
Adalah kita yang harus selalu ingat akan asalnya, cinta itu adalah pinjaman dari Allah Sang Pemilik Cinta. Jadi kia semua jangan salah, bukan kita pemiliknya, ia hanya pinjaman-Nya. Maka jangan menyalahgunakannya.
Adalah kita pula
yang harus selalu ingat bahwa cinta hakiki hanya ada dalam cinta-Nya,
Allah SWT Sang Pencipta dan Pemilik Cinta. Maka tiadalah jalan
keselamatan selain mendahulukan cinta kepada-Nya dari yang lainnya.
Ketika cinta kepada Allah menjadi arahan diri, maka segala kesulitan yang mungkin ditimbulkan dari sang cinta akan dapat diatasi dengan mudah dan benar karena pijakannya yang kukuh.
Jadi cinta adalah bukti cinta Allah pada seluruh ciptaan-Nya yang diciptakan-Nya dengan penuh rasa cinta. Apakah artinya? Bahwa Allah mencintai seluruh ciptaan-Nya, mencintai seluruh umat manusia dan tentu saja seluruh ajaran-ajaran-Nya. Allah menginginkan seluruh makhluk-Nya hidup dalam cinta kasih, saling mencintai untuk memakmurkan bumi-Nya yang telah diciptakan-Nya dengan penuh cinta. Sebagaimana Dia telah menitahkan manusia untuk menjadi khalifah di bumi-Nya.
Cinta diciptakan Allah untuk membahagiakan umat-Nya, hidup saling mencintai, berbahagia di bumi-Nya yang dimakmurkan dengan penuh cinta sebagai surga bagi seluruh umat manusia.
Lalu bagaimana dengan semangat mencintai Allah, mencintai ajaran-Nya sambil menghancurkan bumi-Nya dan menghancurkan umat yang lain yang berbeda keyakinan, seperti yang sedang terjadi pada saat ini?.
Berapa kehancuran bumi dan berapa umat-Nya yang menderita, dan berapa rumah-Nya yang hancur karenanya. Itulah cinta yang membabi buta, cinta yang disulut oleh hawa nafsu keegoan atas kebenaran sendiri, cinta yang dilandasi oleh nafsu angkara murka untuk menguasai. Atau apabila tidak, karena banyak orang yang melakukannya dengan mengorbankan diri sendiri melalui bom bunuh diri misalnya, itu adalah cinta yang sangat naif, cinta yang sangat picik karena tidak mau melihat jalinan kehidupan secara menyeluruh.
Apabila mengakui Tuhan itu satu, dan bahwa seluruh alam semesta dan seisinya adalah ciptaan-Nya, maka mungkinkan Tuhan yang satu itu bukan milik seluruh umat?. Dan mungkinkah Tuhan menghendaki kehancuran bumi-Nya dan umat-Nya?
Alangkah naif dan piciknya kita apabila menganggap kebenaran itu hanya apa yang ada pada diri kita saja, apalagi apabila sampai menjadi angkara murka.
Siapakah kita yang boleh menghakimi umat yang lain atau menzalimi orang lain? Tidak, hanya Allah SWT yang boleh menghakimi umat-Nya sebaik hanya Dialah Yang Maha Tahu akan kesalahan dan dosa setiap diri.
Jadi jangan katakan sedang memperjuangkan cinta kepada Tuhan atau kepada ajaran-Nya apabila yang kita lakukan sesungguhnya adalah kerusakan dan angkara murka.
Wahai sahabat semua, kembalilah kepada spirit cinta yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Cintailah orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri. Menjadilah rahmat bagi seluruh alam, yang hanya menebar kasih dan damai di bumi-Nya ini.
Cintailah semua termasuk mereka yang memeluk keyakinan yang lain, karena tidaklah sebuah ajaran dapat eksis dan dipanuti oleh banyak orang sampai berbilang waktu, apabila itu bukan karena penjagaan-Nya atas ajaran tersebut yang disebabkan oleh kebenaran dari ajaran itu. Tuhan mengajarkan untuk mencintai semua walaupun berbeda, dan bahwa perbedaan itu memang dikehendaki-Nya.
Ok….selamat menikmati cinta Allah SWT dan cinta-cinta yang dihadirkan-Nya pada anda.
Ketika cinta kepada Allah menjadi arahan diri, maka segala kesulitan yang mungkin ditimbulkan dari sang cinta akan dapat diatasi dengan mudah dan benar karena pijakannya yang kukuh.
Jadi cinta adalah bukti cinta Allah pada seluruh ciptaan-Nya yang diciptakan-Nya dengan penuh rasa cinta. Apakah artinya? Bahwa Allah mencintai seluruh ciptaan-Nya, mencintai seluruh umat manusia dan tentu saja seluruh ajaran-ajaran-Nya. Allah menginginkan seluruh makhluk-Nya hidup dalam cinta kasih, saling mencintai untuk memakmurkan bumi-Nya yang telah diciptakan-Nya dengan penuh cinta. Sebagaimana Dia telah menitahkan manusia untuk menjadi khalifah di bumi-Nya.
Cinta diciptakan Allah untuk membahagiakan umat-Nya, hidup saling mencintai, berbahagia di bumi-Nya yang dimakmurkan dengan penuh cinta sebagai surga bagi seluruh umat manusia.
Lalu bagaimana dengan semangat mencintai Allah, mencintai ajaran-Nya sambil menghancurkan bumi-Nya dan menghancurkan umat yang lain yang berbeda keyakinan, seperti yang sedang terjadi pada saat ini?.
Berapa kehancuran bumi dan berapa umat-Nya yang menderita, dan berapa rumah-Nya yang hancur karenanya. Itulah cinta yang membabi buta, cinta yang disulut oleh hawa nafsu keegoan atas kebenaran sendiri, cinta yang dilandasi oleh nafsu angkara murka untuk menguasai. Atau apabila tidak, karena banyak orang yang melakukannya dengan mengorbankan diri sendiri melalui bom bunuh diri misalnya, itu adalah cinta yang sangat naif, cinta yang sangat picik karena tidak mau melihat jalinan kehidupan secara menyeluruh.
Apabila mengakui Tuhan itu satu, dan bahwa seluruh alam semesta dan seisinya adalah ciptaan-Nya, maka mungkinkan Tuhan yang satu itu bukan milik seluruh umat?. Dan mungkinkah Tuhan menghendaki kehancuran bumi-Nya dan umat-Nya?
Alangkah naif dan piciknya kita apabila menganggap kebenaran itu hanya apa yang ada pada diri kita saja, apalagi apabila sampai menjadi angkara murka.
Siapakah kita yang boleh menghakimi umat yang lain atau menzalimi orang lain? Tidak, hanya Allah SWT yang boleh menghakimi umat-Nya sebaik hanya Dialah Yang Maha Tahu akan kesalahan dan dosa setiap diri.
Jadi jangan katakan sedang memperjuangkan cinta kepada Tuhan atau kepada ajaran-Nya apabila yang kita lakukan sesungguhnya adalah kerusakan dan angkara murka.
Wahai sahabat semua, kembalilah kepada spirit cinta yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Cintailah orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri. Menjadilah rahmat bagi seluruh alam, yang hanya menebar kasih dan damai di bumi-Nya ini.
Cintailah semua termasuk mereka yang memeluk keyakinan yang lain, karena tidaklah sebuah ajaran dapat eksis dan dipanuti oleh banyak orang sampai berbilang waktu, apabila itu bukan karena penjagaan-Nya atas ajaran tersebut yang disebabkan oleh kebenaran dari ajaran itu. Tuhan mengajarkan untuk mencintai semua walaupun berbeda, dan bahwa perbedaan itu memang dikehendaki-Nya.
Ok….selamat menikmati cinta Allah SWT dan cinta-cinta yang dihadirkan-Nya pada anda.
Bagaimana dengan Cinta menurut versi Anda??
Cinta adalah karunua yang harus di pelihara, dimaknai dan dihargai
BalasHapusIt's true ...thanks.
Hapus