8/15/2012

Islam tidak pernah mengajarkan untuk boros saat sebelum lebaran dan setelah lebaran.

Tips Hemat Menjelang Lebaran

OPINI | 15 August 2012 | 15:37

        Menjelang lebaran yang tinggal beberapa hari ini, kita akan melihat suatu keadaan yang menakjubkan, dimana-mana yang namanya mall atau tempat belanja ramai bahkan padat dikunjungi pembeli.
        Islam tidak pernah mengajarkan untuk boros saat sebelum lebaran dan setelah lebaran. Justru di bulan puasa ramadhan kita digembleng untuk bisa menahan hawa nafsu kita termasuk nafsu menghambur-hamburkan uang karena faktor gengsi atau budaya kebiasaan semata. Budaya yang berlaku saat ini perlu kita pahami dan pelajari lagi agar tradisi yang buruk tidak menjadi gaya hidup kita.
       Nabi Muhammad SAW serta Al-Qur'an mengajarkan kita untuk hidup sederhana tidak boros, pamer, bermegah-megahan dan gengsi. Jadi lah orang yang rendah hati serta bergaya hidup sederhana karena Allah SWT tidak menilai derajat kita dari harta kekayaan dan gaya kita, namun dari ketakwaan dan ilmu positif yang kita amalkan.
    Suatu  keadaan yang indah bukan, yang menjadi euforia sekarang adalah lebaran haruslah dihiasi dengan pakaian baru, rumah dengan tampilan baru, handphone baru, mobil baru, bahkan suami/ istri pun kalau perlu juga baru….(maaf yang terakhir cuma bercanda).
kenyataan ini saya alami ketika sehari sebelum ramadhan, saya dan teman memutuskan untuk pergi ke supermarket dekat rumah untuk membeli perkakas, begitu masuk ke dalam market,keadaannya padat sekali, hampir tidak ada ruang untuk saya dan teman berjalan dari satu gerai ke gerai lainnya, mayoritas pengunjung membeli keperluan untuk makanan ramadhan dan perlengkapannya. sampai terbersit di pikiran kita, ternyata masyarakat  indonesia tidaklah miskin, terbukti dengan padatnya market tersebut, padahal market itu dibangun di tengah-tengah masyarakat ekonomi bawah, termasuk saya tentunya.
131360142482515274   Di hari ketiga saya beserta teman kerja menyempatkan diri untuk berbuka puasa di ujung timur jakarta, lagi-lagi kami dihadapkan oleh padatnya pengunjung untuk membeli baju dan berbuka, luar biasa memang ramadhan, memberikan keberkahan untuk semua orang.
Di hari ketujuh Ramadhan, saya membaca berita di internet jika pasar tanah abang dipadati pembeli, setelah melihat fotonya, luar biasa, sangatlah padat.
Kepadatan ini akan terus berlangsung hingga perayaan idul fitri nanti, apa betul ini akan berakhir tentu saja tidak.
        Menurut teori ekonomi semakin banyak permintaan maka penawaran akan meningkat.
teori ini diaplikasikan oleh para pengelola mall dan  supermarket dengan menawarkan diskon besar-besaran atau midnight sale, terlebih lagi barang yang ditawarkan berupa barang konsumsi seperti pakaian dan makanan, jadilah kita menjadi gelap mata, membeli apa saja yang kita inginkan, bukan apa yang kita butuhkan.
Yang menjadi fokus perhatian saya adalah, janganlah lebaran ini dijadikan event untuk menghabiskan semua THR yang kita punya atau bahkan menggunakan tabungan……(say no for using tabungan).
        Ada sedikit cara yang mungkin berguna, agar lebaran kali ini kita tidak kebablasan atau kehabisan uang, lebih-lebih sampai berhutang…..tidaaak :
diantaranya,
  • Buatlah rencana spesifik, misalkan untuk membeli pakaian baru untuk bapak, ibu dan anak-anak tercinta tidak lebih dari satu juta. jika lebih silahkan tanggung sendiri.

  • Perlengkapan makanan untuk lebaran, seperti kue kering beserta minuman tidak lebih dari 500 ribu, syukur-syukur bisa buat kue sendiri, bisa tambah hemat.

  • Rencana liburan, lebaran biasanya dihiasi dengan libur yang lumayan, anggarkan 450 ribu, untuk berlibur, tapi saya lebih memilih berlibur ke rumah orang tua atau saudara-saudara terdekat, tidak perlu biaya banyak.

  • AC : anggaran cadangan,selama liburan lebaran pastinya kebutuhan perut harus tetap terpenuhi, terlebih lagi jika ada anggota keluarga yang sakit, anggarkan 500 ribu.
Total anggaran 2.450.000,
Sekian tips dari saya untuk survive dengan euforia lebaran kali ini, semoga bisa membantu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar