Perayaan Tumbilotohe Sebagai Wisata Religi Gorontalo Utara
KOMPAS/ARIS PRASETYO
TERKAIT
"Masyarakat diberi kebebasan menentukan jenis lampu yang akan digunakan, apakah menggunakan lampu minyak tanah, lampu listrik ataupun lampu padamala, agar tidak memberatkan mereka dalam perayaan malam yang akan dijadikan wisata religi di kabupaten ini," kata Kepala bagian Ekonomi dan Sosial pemerintah daerah setempat, Yos Pomalingo, Minggu (12/8/2012).
Biasanya pemerintah daerah akan membagikan desain pembuatan bambu hias yang dipasangi puluhan lampu botol, untuk memberikan keseragaman pemasangannya di seluruh desa, apalagi perayaan malam Tumbilotohe selalu diperlombakan antar desa.
Sebelumnya, Yos menuturkan bahwa perayaan "Tumbilotohe" tahun ini akan dialihkan menggunakan lampu listrik. Ia menjelaskan jika imbauan penggunaan lampu listrik tersebut adalah solusi bagi warga yang tidak mampu membeli minyak tanah.
"Tidak ada keharusan menggunakan lampu minyak tanah pada perayaan Tumbilotohe tahun ini, mengingat mahalnya harga minyak tanah yang mencapai Rp11.000 per liter, serta tidak adanya subsidi dari pemerintah daerah maupun operasi pasar untuk bahan bakar tersebut," Ujar Yos.
Masyarakat diharapkan mampu berkreasi menyemarakkan malam pasang lampu yang sudah menjadi tradisi umat Islam di Gorontalo, dengan menggunakan lampu listrik, ataupun lampu yang menggunakan minyak kelapa "padamala".
Perayaan Tumbilotohe yang begitu semarak setiap tiga malam menjelang lebaran, dimana warga menyalakan lampu minyak sesuai jumlah penghuni rumahnya, ditambah dengan puluhan lampu yang menambah keindahan halaman rumah, maupun menambah penerangan jalan desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar